INFODESA.ID-JOGJAKARTA-International Council for Small Business (ICSB) Regional Jateng dan Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) Wilayah Jateng, mendampingi petani porang, talas beneng dan koro pedang, yang terwadahi di KSU Marta Agro Wonogiri beralamat di Kendal Girimarto Wonogiri.
Pada Senin (17/1/2022) lalu digelar audensi dengan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada di ruang rapat Fakultas Teknologi Pertanian UGM Jogjakarta. Turut hadir pengurus KSU dan perwakilan petani.
Kegiatan ini dalam rangka konsolidasi dengan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Ibu Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. beserta jajaran FTP UGM.
Sri Darmadji, SE. selaku ketua rombongan menyampaikan, program hulu-hilir KSU Marta Agro Wonogiri merupakan program yang akan bisa mewujudkan captive market koperasi.
Untuk mencapai misi tersebut, kuncinya adalah kolaborasi berbagai pihak, diantaranya Petani, ICSB, DEKOPIN, Lembaga Keuangan, Kementrian terkait, Pemerintah Daerah dan Akademisi, dalam hal ini Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Sudarto, SE, MM. selaku Sekretaris Umum ICSB Regional Jateng sekaligus Pengurus DEKOPINWIL Jateng menyampaikan, setelah mendampingi kurang lebih 3 bulan, dapat diidentifikasi perihal peluang dan hambatan yang dihadapi para petani dan Koperasi, ICSB sebagai organisasi global yang memiliki jaringan di beberapa negara, serta DEKOPIN akan memberikan pendampingan dalam membuka akses pasar dan menghubungkan dengan pihak perbankan.
Sudarto optimis dengan dukungan Ibu Dekan FTP UGM beserta jajaran memberikan pendampingan dibidang budidaya dan prosessing akan dapat mewujudkan program hulu-hilir yang diharapkan banyak pihak.
Sebab salah satu yang harus menjadi perhatian adalah kualitas produk. Sedangkan budidaya dan prosesing akan sangat menentukan baik tidaknya hasil tani dan turunanya.
Sudarto berharap, Pemprop Jateng, Bapak Gubernur memberikan bantuan mesin pengolah, atau modifikasi mesin yang sudah ada, sedangkan Pemerintah Daerah, kepala daerah memberikan bantuan gudang, sehingga porang Jateng tidak akan dijual dalam bentuk umbi atau glondongan lagi. Minimal sudah dalam bentuk chip atau tepung.
Kiyanto, SE. pengurus KSU Marta Agro Wonogiri menyampaikan, baru terdata dan terkonsolidasi dalam satu kabupaten. Ada 250 petani porang dengan luasan 750 Ha, 168 petani koro pedang dengan luasan 47 Ha dan 69 petani talas beneng dengan luasan 96 Ha.
Saat musim panen porang dapat menghasilkan 30 ton per bulan, demplot yang sedang berjalan seluas 2 Ha, akan diperluas menjadi 10 Ha. KSU Agro Martha juga memiliki mesin pencuci, perajang, oven dan pengolah, gedung pabrik dan perkantoran.
Ibu Kesti, alumni Satra UGM yang sekarang menjadi Pengusha Tani, selaku koordinator petani koro pedang dan Bapak Agus, koordinator petani talas beneng menyampaikan bahwa keduanya merupakan tanaman lokal yang mempunyai potensi untuk modivikasi dan dikreasi sehingga menjadi bermacam-macam produk turunan yang akan menjadikan nilai tambah bagi petani & masyarakat lainya.
Dekan FTP-UGM, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc. menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh semua pihak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini petani. FTP-UGM siap memberikan pendampingan dalam bidang budidaya dan prosessing serta bidang lain. Sebab hal ini sejalan dengan misi dan program akademik yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat). Langkah-langkah yang akan segera ditindaklanjuti adalah : Penandatanganan MOU dan KSP, Survey lokasi (Pabrik dan lahan) serta rekomendasi dan pendampingan. (BaguS SarengaT/ril)