INFODESA.ID-TOJO UNA UNA, Ampana, Saling bantu membantu antar warga sudah merupakan Budaya turun temurun dari leluhur masyarakat Indonesia pada umumnya, hal ini terlihat dimana saat seorang Ibu Rumah Tangga Yuliana Ganto melaksanakan kegiatan Tahlilan memgenang 3 Tahun Almarhuma Ibu dan 4 Tahun Almarhum Bapak di Kelurahan Labiabae Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una SulTeng, Kata Ibu Yuliana dimana hanya mendatangi beberapa orang sanak keluarga, sudah menjadi tradisi kami, mereka semua yang didatangi walaupun punya kesibukan tetap menyempatkan diri datang membantu dan membawa apa adanya seperti beras, gula pasir, rempa rempa, pisau dapur, dan lain kebutuhan dapur. Saat ditemui (28/3/2019).
Baca Juga : Budaya Gotong Royong Masyarakat Vatutela Palu
Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap obyek, permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai berdo’a bersama baik mengenang Keluarga yang telah meninggal, acara pesta pernikahan dll.
Budaya ini masih terus di pertahankan ungkap Om Wan Pegawai Syarah Mesjid juga seorang Tokoh Adat di Kelurahan Labiabae Ampana (28/3/2019).
Lanjut ungkap Om Wan, Budaya gotong royong yang dikenal oleh masyarakat Ampana dan Indonesia, khususnya dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni gotong royong tolong menolong dan gotong royong kerja bakti. Budaya gotong royong tolong menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian. Sedangkan budaya gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, entah yang terjadi atas inisiatif warga atau gotong royong yang dipaksakan. Pangkasnya.(Ahmad Budullah )
